Rabu, 20 Maret 2013

ANALISIS FILOSOFIS TENTANG KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM


MAKALAH
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Tentang
ANALISIS FILOSOFIS TENTANG
KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

Diajukan untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester I
 pada Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam




Oleh:
KHAZINUL ASRIATI
NIM. 12042021237




Dosen pembimbing :
Prof. Dr. H. Zulmuqim, M.A

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI)
PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PENGEMBANGAN ILMU AL QUR’AN (STAI-PIQ)
SUMATRA BARAT
1434 H/2013 M


ANALISIS FILOSOFIS TENTANG
KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

A.  Pendahuluan
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem pendidikan. oleh karena itu kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan. Kurikulum sesuai dengan falsafah dan pandangn hidup  suatu bangsa atau negara tersebut, berbedanya falsafah dan pandangn hidup  suatu bangsa atau negara menyebabkan berbeda pula tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan tersebut dan sekaligus berpengaruh pada negara tersebut.
Untuk itu perubahan politik pemerintahan suatu negara secara signifikan ikut mempengaruhi pendidikan yang dilaksanakan dan berimbas pada pola kurikulum yang berlaku. Oleh karena itu, kurikulum terlaksana  senantiasa bersifat dinamis guna lebih menyesuaikan dengan berbagai perkembangan yang terjadi, tanpa harus terlepas dari filosofis asas negara dan agama masyarakat. Jika dikaitkan dengan falsafah pendidikan Islam, semua aspek pendidikan menyatu dengan ajaran Islam. Tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh kurikulum dalam pendidikan Islam adalah sejalan dengan tujuan pendidikan, yaitu membentuk akhlak yang mulai dalam kaitannya penciptaan manusia yaitu mengabdi kepada Allah SWT. Untuk mencapai tujuan akhir tesebut, pelaksanaan pendidikan tidak dapat dilakukan sekaligus melainkan harus melalui tahap-tahap tertentu yang setiap tahap harus menuju sasaran yang sama yaitu tercapainya tujuan akhir pendidikan Islam.
B.  Pembahasan
1.    Pengertian Kurikulum Pendidikan Islam
Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya berarti berlari[1] dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish.[2]
Dalam bahasa arab, kurikulum dikenal dengan manhajyang berarti jalan terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupannya.[3] Kosakata kurikulum telah masuk dalam kosakata bahasa indonesia, dengan arti susunan rencana pengajaran.[4] 
Secara terminologi, para ahli mendefinisikan kurikulum diantaranya :
a.    M. Arifin memandang kurikulum sebagai seluruh bahan pelajaran yang harus disajikan dalam proses kependidikan dalam suatu sistem institusional pendidikan[5]
b.    Zakiah Daradjat memandang kurikulum sebagai suatu program yang direncanakan dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu.[6]
c.    Oemar Hamalik menjelaskan bahwa kurikulumadalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa.[7]
d.   Syamsul Nizar menyatakan bahwa kurikulum adalah landasan yang digunakan pendidik untuk membimbing peserta didiknya kearah tujuan pendidikan melalui akumulasi sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap mental.[8]
e.    Menurut Iskandar dan Usman Mulyadi, kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh sekolah untuk siswa, melalui program yang direncanakan tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhannya sesuai dengan pendidikan yang telah ditentukan.[9]
f.     S. Nasution berpendapat, lazimnya kurikulum dipadang sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar dibawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan berserta staf pengajarnya.[10]
2.    Dasar Kurikulum Pendidikan Islam
Suatu kurikulum pendidikan termasuk pendidikan Islam, hendaknya mengandung beberapa unsur utama seperti tujuan, isi mata pelajaran, metode mengajar dan metode penilaian.[11]Kurikulum sebagai salah satu komponen pendidikan sangat berperan dalam mengantarkan pada tujuan pendidikan yang diharapkan. Untuk itu kurikulum merupakan kekuatan utama yang mempengaruhi dan membentuk proses pembelajaran. Kesalahan dalam penyusunan kurikulum akan menyebabkan kegagalan suatu pendidikan dan penzholiman terhadap peserta didik. Ada beberapa kerangka dasar yang jelas tentang kurikulum pendidikan Islam, yaitu :[12]
a.    Dasar agama, dasar ini hendaknya menjadi ruh dan target tertinggi dalam kurikulum. Dasar agama dalam kurikulum pendidikan Islam jelas didasarkan pada al Qur’an, al sunnah dan sumber-sumber yag bersifat furu’ lainnya
b.    Dasar falsafah, dasar ini memberi pedoman pada tujuan pendidikan Islam secara filosofis, sehingga tujuan, isi dan organisasi kurikulum mengandung suatu kebenaran, baik ditinjau dari segi ontologi, epistimologi maupun eksiologi.
c.    Dasar sosial, dasar ini memberikan gambaran bagi kurikulum pendidikan Islam yang tercermin pada dasar sosial yang mengandung ciri-ciri masyarakat Islam dan kebudayaannya baik dari segi pengetahuan, nilai-nilai ideal, cara berfikir dan adat kebiasaan, seni dan sebagainya.
d.   Dasar psikologis, dasar ini memberi bahwa kurikulum pendidikan Islam hendaknya disusun dengan mempertimbangkan tahapan-tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui peserta didik. Kurikulum pendidikan Islam harus dirancang sejalan dengan perkembangan anak didik, tahap kematangan bakat-bakat jasmani, intelektual, bahasa, emosi dan sosial, kebutuhan dan keinginan, minat kecakapan, perbedaan individual dan lain sebagainya yang berhubungan dengan aspek-aspek psikologis.[13] 
e.    Dasar organisatoris,  dasar ini memberikan landasan dalam penyusunan bahan pembelajaran beserta penyajianya dalam proses pembelajaran beserta penyajiannya dalam proses pembelajaran. Dasar ini berkenaan dengan masalah, dalam bentuk bagaimana bahan pelajaran akan disajikan, dalam bentuk mata pelajaran yang terpissah-pisah, atau diusahakan hubungan antara pelajaran yang diberikan.[14]   
3.    Karakteristik Kurikulum Pendidikan Islam
Secara umum karakteristik kurikulum pendidikan Islam adalah cerminan nilai-nilai Islami yang duhasilkan dari pemikiran kefilsafatan dan termanifestasi dalam seluruh aktifitas dan prakteknya. Dalam konteks ini harus dipahami bahwa karateristik kurikulum pendidikan Islam senantiasa memiliki keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan dengan prinsip-prinsip yang telah diletakkan Allah dan RasulNya. Konsep inilah yang membedakan antara kurikulum pendidikan Islam dengan kurikulum pendidikan pada umumnya.[15]
Menurut Al Syaibani diantara ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam itu adalah :[16]
a.    Mementingkan tujuan agama dan akhlak dalam berbagai hal, seperti tujuan dan kandungan, kaedah, alat dan tekhniknya.
b.    Meluaskan perhatian dan kandungan hingga mencakup perhatian, pengembangan terhadap segala aspek pribadi pelajardari segi intelektual, psikologi, sosial dan spiritual. Begitu juga cakupan kandungannya termasuk bidang ilmu, tugas dan kegiatan yang bermacam-macam
c.    Adanya prinsip keseimbangan antara kandungan kurikulum tentang ilmu dan seni, pengalaman dan kegiatan pengajaran yang bermacam-macam
d.   Menekankan konsep menyeluruh dan keseimbangan pada kandungan yang tidak hanya terbatas pada ilmu-ilmu teoritis, baik yang bersifat aqli maupun naqli, tetapi juga meliputi seni halus, aktivitas pendidikan jasmani, latihan militer, tekhnik, pertukangan, bahsa asing, dll
e.    Keterkaitan antara kurikulum pendidikan Islam dengan minat, kemampuan, keperluan, dan perbedaan individual antara siswa. Dan disamping itu juga keterkaitannya dengan alam sekitar budaya dan sosial dimana kurikulum itu dilaksanakan
Karakteristik kurikulum sebagai program pendidikan Islam, sebagai mana yang dikemukakan diatas selanjutnya tidak hanya menempatkan anak didik sebagai objek didik, melainkan juga sebagai subjek didik yang sedang mengembangkan diri menuju kedewasaan sesuai dengan konsepsi Islam. Karenanya kurikulum tersebut tidak akan bermakna apapun apabila tidak dilaksanakan dalam suatu situasi dan kondisi dimana tercipta interaksi edukatif yag timbal balik antara pendidik disatu sisi dengan peserta didik disisi yang lain.      
4.    Komponen Kurikulum Pendidikan Islam
Ahmad Tafsir, mengatakan bahwa suatu kurikulum terdiri atas komponen-komponen: [17] 
a.       Tujuan
b.      Isi
c.       Metode atau proses belajar mengajar
d.       Evaluasi
Setiap komponen dalam kurikulum sebenarnya saling berkaitan, bahkan masing-masing merupakan bagian integral dalam kurikulum tersebut.
Menurut Hasan Langgulung ada empat komponen utama kurikulum yaitu :[18]
a.       Tujuan-tujuan yang harus dicapai dalam pendidikan itu. Dengan lebih tegas lagi orang yang bagaimana yang ingin kita bentuk dengan kurikulum tersebut
b.      Pengetahuan (knowledge, informasi-informasi, data-data, aktifitas-aktifitas dan pengalaman-pengalaman darimana terbentuk kurikulum itu. Bagian inilah yang disebut dengan mata pelajaran
c.       Metode dan cara-cara mengajar yang dipakai oleh guru-guru untuk mengajar dan memotivasi murid untuk membawa mereka kearah yang dikehendaki oleh kurikulum.
d.      Metode dan cara penilaian yang dipergunakan dalam mengukur dan menilai kurikulum dan hasil proses pendidikan yang direncanakan kurikulum tersebut.
Menurut Ramayulis, komponen kurikulum itu meliputi :[19]
a.       Tujuan yang ingin dicapai meliputi : [20]
1)      Tujuan akhir
2)      Tujuan umum
3)      Tujua khusus
4)      Tujuan sementara

Didalam kurikulum berbasis kompetensi seorang pendidik harus pula dapat merumuskan kompetensi yang ingin dicapai, yaitu :
1)      Kompetensi lulusan
2)      Kompetensi lintas kurikulum
3)      Kompetensi mata pelajaran
4)      Kompetensi dasar

Setiap tujuan minimal ada tiga domain, yaitu setiap domain kognitif, afektif, dan psikomotor, setiap tujuan tidak tercapai dengan baik, jika salah satu kemampuan diatas terabaikan. Bahkan dalam pendidikan Islam domain afektif (sikap bergama) lebih utama dari yang lainnya. Disisi lain tujuan pendidikan Islam sebenarnya bersifat universal bukan hanya nasional, karena konsep pendidikan Islam adalah theosentris, dimana masalah kemanusian ada didalamnya sedangkan pendidikan non Islam (sekuler) bersifat antroposentris.

b.    Isi kurikulum
Berupa materi pembelajaran yang diprogram untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Materi tersebut disusun ke dalam silabus, dan dalam mengaplikasikannya dicantumkan pula dalam satuan pembelajaran dan rencana pembelajaran
c.       Media (sarana dan prasarana)
Media sebagai sarana perantara dalam pembelajaran untuk menjabarkan isi kurikulum agar lebih mudah dipahami oleh peserta didik. Media tersebut berupa benda (materil) dan buka benda (non materil)
d.      Strategi
Strategi menunjuk pada pendekatan dan metode serta teknik mengajar yang digunakan. Dalam strategi termasuk juga komponen penunjang lainnya, seperti ;
1)      Sistem administrasi
2)      Pelayanan BK
3)      Remedial
4)      Pengayaan

e.       Proses pembelajaran
Komponen ini sangt penting, sebab diharapkan melalui proses pembelajaran akan terjadi perubahan tingkah laku pada diri peserta didik sebagai indikator keberhasilan pelaksanaan kurikulum. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran dituntut sarana pembelajaran yang kondusif, sehingga memungkinkan da mendorong kreativitas peserta didik dengan bantuan pendidik
f.       Evaluasi
Dengan evaluasi (penilaian) dapat diketahui cara pencapaian tujuan.


5.    Prinsip Kurikulum Pendidikan Islam
Prinsip-prinsip kurikulum pendidikan Islam berbeda-beda menurut para pakar tersebut kemudian ditambah dan disesuaika dengan kurikulum pendidikan Islam. Prinsip-prinsip tersebut adalah :[21]
a.       Prinsip berasaskan Islam termasuk ajaran-ajaran nilainya. Maka setiap yang berkaitan dengan kurikulum, termasuk falsafah, tujuan-tujuan, kandungan-kandungan, meode mengajar, cara perlakuan , dan hubungan-hubungan yang berlaku dalam lembaga-lembaga pendidikan harus berdasarkan pada agama dan akhlak Islam.
b.      Prinsip mengarah pada tujuan adalah seluruh aktifitas dalam kurikulum diarahkan mencapai tujuan yang dirumuskan sebelumnya.
c.       Prinsip integritas antara pelajaran, pengalaman-pengalaman, dan aktiviti yang terkandung dalam kurikulum, begitu pula dengan pertautan kurikulum dengan kebutuhan murid juga kebutuhan masyarakat
d.      Prinsip relevansi ksesuaian pendidikan dengan lingkungan hidup murid, relevansi dengan kehidupan masa sekarang dan akan datang, relevansi dengan tuntutan pekerjaan.[22]
e.       Prinsip fleksibilitas, adalah terdapat ruang gerak yang memberikan sedikit kebebasan dalam bertindak, baik yang berorientasi dalam flesibilitas pemilihan program pendidikan maupun dalam mengembangkan program pengajaran
f.       Prinsip integritas, adalah kurikulum tersebut dapat menghasilkan manusia seutuhnya, manusia mampu mengintegrasikan antara fakultas dzikir dan fakultas pikir, serta manusia yang dapat menyelaraskan struktur kehidupan akhirat
g.      Prinsip efisiensi, adalah agar kurikulum dapat mendayagunakan waktu, tenaga, dana, dan sumber lain secara tepat, memadai dan dapat memenuhi harapan.
h.      Prinsip kontiniutas dan kemitraan adalah bagaimana susunan kurikulum yang terdi dari bagian yang berkelanjutan dengan kaitan-kaitan kurikulum lainnya, baik secara vertikal maupun secara horizontal
i.        Prinsip individualitas, adalah bagaimana kurikulum memperhatikan perbedaan pembawaan dan lingkungan anak pada umumnya yang meliputi seluruh pembawaan dan lingkungan anak pada umumnya meliputi seluruh aspek pribadi anak didik, seperti perbedaan jasmani, watak intelegensi, bakat serta kelebihan dan kekurangannya.
j.        Prinsip kesamaan memperoleh kesempatan, dan demokratis adalah bagaimana kurikulum dapat memberdayakan semua peserta didik memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap sangat diutamakan.
k.      Prinsip kedinamisan , adalah agar kurikulum itu tidak statis, tetapi dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan perubahan sosial
l.        Prinsip keseimbangan, adalah bagaimana kurikulum dapat mengembangkan sikap potensi peserta didik secara harmonis
m.    Prinsip efektifitas, adalah agar kurikulum dapat menunjang efektifitas gru yang mengajar dan peserta didik yang diajar.
6.    Fungsi kurikulum pendidikan Islam
Dilihat dari sisi pengembang kurikulum (guru), kurikulum mempunyai fungsi sebagai berikut :[23]
a.       Fungsi preventif, yaitu mencegah kesalahan para pengembang kurikulum terutama dalam melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan rencana kurikulum
b.       Fungsi korektif, yaitu mengoreksi dan membetulkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh pengembang kurikulum dalam melaksanakan kurikulum
c.       Fungsi konstruktif, yaitu memberikan arah yang jelas bagi para pelaksana dan pengembang kurikulum untuk membangun kurikulum yang lebih baik lagi dimasa mendatang
Fungsi kurikulum dapat juga ditinjau dalam berbagai perspektif, antara lain sebagai berikut :[24]
a.    Fungsi kurikulum dalam mencapai tujuan pendidikan
Fungsi kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu alat untuk membentuk manusia seutuhnya. Sesuai dengan visi, misi dan tujuan pendidikan nasional, termasuk berbagai tingkatan tujuan pendidikan nasional, termasuk berbagai tingkatan tujuan pendidikan yang ada dibawahnya. Kurikulum sebagai alat dapat diwujudkan dalam bentuk program, yaitu kegiatan dan pengalaman yang harus dilaksanakan oleh guru dan peserta didik dalm proses pembelajaran. 
Program tersebut harus dirancang secara sistematis, logis, terencana, dan sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat dijadikan acuan bagi guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien
b.    Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah
Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah merupakan pedoman untuk mengatur dan membimbing kegiatan sehari-hari di sekolah, baik kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler maupun kokukirikuler. Pengaturan kegiatan ini penting agar tidak terjadi tumpang tindih, sepertijenis program pendidikan apa yang sedang dan akan dilaksanakan, bagaimana prosedur pelaksanaan program pendidikan, siapa orang yang bertanggung jawab dan melaksanakan program pendidikan, kapan dan dimana program pendidikan akan dilaksanakan.
Bagi kepala sekolah kurikulum merupakan barometer keberhasilan program pendidikan disekolah yang dipimpinnya. Kepalas sekolah dituntut untuk menguasai administrasi kurikulum dan mengontrol kegiatan-kegitan yang pembelajaran yang dilaksanakan agar sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Disinilah pentingnya pemerintah melibatkan kepala sekolah dalam merancang kurikulum, termasuk sosialisasi kurikulum terbaru.

c.    Fungsi kurikulum bagi setap jenjang pendidikan
1)      Fungsi kesinambungan, yaitu sekolah pada tingkat yang lebih atas harus mengetahui dan memahami kurikulum sekolah yang dibawahnya, sehingga dapat dilakukan penyesuaian kurikulum
2)      Fungsi penyiapan tenaga, yaitu bilamana sekolah tertentu diberikan wewenang mempersiapkan tenaga-tenaga terampil, maka sekolah tersebut perlu mempelajari apa yang diperlukan oleh tenaga terampil, baik mengenai kemapuan akademik, kecakapan atau keterampilan, kepribadian maupun hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sosial
d.    Fungsi kurikulum bagi guru
Guru merupakan ujung tombak pengembangan kurikulum sekaligus sebagai pelaksanaka kurikulum dilapangan. Guru juga sebagai faktor kunci (key factor) dalam keberhasilan suatu kurikulum. Baik atau tidak kurikulumyang disusun sangat bergantung pada kemampuan guru dilapangan. Efektifitas tidak akan tercapai, jika guru tidak melaksanakan kurikulum dengan baik sebagai pedoman dalam proses pembelajaran. Guru tidak hanya berfungsi dalam pengembang kurikulum tetapi juga pelaksana dalam kurikulum.
Guru dituntut untuk selalu meningkatkan kompetensinya sesuai dengan perkembangan kurikulum. Guru harus memiliki kompetensi profesional, pedagogik, personal dan sosial secara seimbang dan terpadu. Bagi guru, memahami kurikulum merupakan suatu hal yang mutlak dan harga mati. segala sesuatu yang dikerjakan oleh guru dan disampaikan pada peserta didik harus sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Guru dengan kurikulum tidak bisa dipisahkan, tetapi merupakan satu kesatuan yang utuh sehingga menjadi satu raga. 
e.    Fungsi kurikulum bagi pengawas (supervisor)
Bagi pengawas, fungsi kurikulum sebagai pedoma, patokan, atau ukuran dalam membimbing kegiatan guru di sekolah. Kurikulum dapat digunakan pengawas untuk menetapkan hal-hal apasaja yang memerlukan penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha pengembangan kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan. pengawas perlu mencari data dan informasi mengenai faktor pendukung dan penghambat implementasi kurikulum dalam hubungan dengan peningkatan mutu guru, kelengkapan sarana pendidikan, pemantapan penggunaan perpustakaan dan lain-lain. jadi pengawas harus menguasai kurikulum yang berlaku agar dapat memberikan bimbingan secara profesional kepada guru-guru, terutama dalam pengembangan program pembelajaran dan implementasinya.
f.     Fungsi kurikulum bagi masyarakat
Bagi masyarakat, kurikulum dapat memberikan pencerahan dan perluasan wawasan pengetahuan dalam berbagai bidang kehidupan. Melalui kurikulum, masyarakat dapat mengetahui apakah pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang dibutuhkan relevan atau tidak dengan kurikulum suatu sekolah.
Orang tua juga perlu memahami kurikulum dengan baik, sehingga dapat memberikan bantuan kepada putra putri. Fungsi kurikulum bagi orang tua dapat dijadikan bahan untuk memberikan bantuan, bimbingan fasilitas lainnya, guna mencapai hasil belajar yang lebih optimal. Bantuan dan bimbingan yang didasarkan atas kurikulum yang berlaku, dapat merugikan anak, sekolah, masyarakat dan orang tua sendiri.
g.    Fungsi Kurikulum bagi Pemakai Lulusan
Para pemakai kurikulum harus mengenal kurikulum yang telah ditempuh calon tenaga kerja. Studi kurikulum akan banyak membantu pemakai lulusan dalam menyeleksi calon tenaga kerja yang andal, energik, disiplin, bertanggung jawab, jujur, ulet, tepat berkualitas.
C.  PENUTUP
1.      Kesimpulan
a)      Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem pendidikan. oleh karena itu kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan
b)      Dasar kurikulum pendidikan Islam : Dasar agama, Dasar falsafah, Dasar sosial, Dasar psikologis, Dasar organisatoris
c)      Secara umum karakteristik kurikulum pendidikan Islam adalah cerminan nilai-nilai Islami yang duhasilkan dari pemikiran kefilsafatan dan termanifestasi dalam seluruh aktifitas dan prakteknya.
d)     Komponen-komponen Kurikulum, yaitu : Tujuan yang ingin dicapai, Isinkurikulum, Media (sarana dan prasarana), Strategi, Proses pembelajaran, Evaluasi
e)      Prinsip-prinsip kurikulum pendidikan Islam, yaitu : Prinsip berasaskan Islam, Prinsip mengarah pada tujuan, Prinsip integritas, Prinsip relevansi, Prinsip fleksibilitas, Prinsip integritas, Prinsip efisiensi, Prinsip kontiniutas, Prinsip individualitas, Prinsip kesamaan memperoleh kesempatan, dan demokratis, Prinsip kedinamisan, Prinsip keseimbangan dan Prinsip efektifitas
f)       Kurikulum mempunyai fungsi sebagai berikut : Fungsi preventif, Fungsi korektif, Fungsi konstruktif
2.      Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami merasa masih ada terdapat kesalahan baik dalam penyusunan maupun dalam pemakaian bahasa kami mohon sarannya agar dapat dijadikan pelajaran untuk masa- masa yang akan datang.

D.  Daftar Pustaka
Ahmad Tafsir,  Ilmu Pendidikan dalam perspektif Islam,  (Jakarta : Remaja Rosda Karya, 1994)
Hasan Langgulung, Azas-Azas Pendidikan Islam, (Jakarta : Pustaka Al Husna, 1992)
Iskandar W dan Usman Mulyadi, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Bina Aksara, 1988
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1991
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2003)
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran ,( Jakarta : Bumi Aksara, 2010
Omar Mohammad Al Thaumy, Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1979)

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2002)
Ramayulis dan Syamsul Nizar, Filasafat Pendidikan Islam.(Jakarta : Kalam Mulia, 2009)
S. Nasution, Pengembangan Kurikulum Pendidikan, (Bandung : Citra Ardiya Bakti, 1991)
S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran (Jakarta : Bumi Aksara, 2010
S. Nasution, Asas-asas Kurikulum,(Jakarta : Bumi Aksara, 2009)  
Syamsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Press, 2002)
W.J.S Perwadinata, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1991) cet. Ke-12
Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam,( Jakarta : Bumi Aksara, 1992)
Zainal Arifin, Konsep Model dan Pengembangan Kurikulum, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2011







[1] S. Nasution, Pengembangan Kurikulum Pendidikan, (Bandung : Citra Ardiya Bakti, 1991), h. 9
[2] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2002) h. 150
[3] Syamsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Press, 2002) h. 56
[4] W.J.S Perwadinata, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1991) cet. Ke-12, h. 543
[5] M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1991), h. 183
[6] Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam,( Jakarta : Bumi Aksara, 1992), h. 121
[7] Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran ,( Jakarta : Bumi Aksara, 2010), h. 16
[8] Syamsul Nizar, Op cit. h. 56
[9] Iskandar W dan Usman Mulyadi, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Bina Aksara, 1988) hlm. 6
[10] S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran (Jakarta : Bumi Aksara, 2010), h. 5
[11] Hasan Langgulung, Azas-Azas Pendidikan Islam, (Jakarta : Pustaka Al Husna, 1992), h. 304
[12]Ramayulis dan Syamsul Nizar, Filasafat Pendidikan Islam.(Jakarta : Kalam Mulia, 2009) h. 195
[13] Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2003)
[14] S. Nasution, Asas-asas Kurikulum,(Jakarta : Bumi Aksara, 2009) h. 14
[15]Syamsul Nizar, Op cit. h. 61
[16] Omar Mohammad Al Thaumy, Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1979) h. 489-519
[17] Ahmad Tafsir,  Ilmu Pendidikan dalam perspektif Islam,  (Jakarta : Remaja Rosda Karya, 1994) h. 54
[18] Hasan Langgulung, Op Cit. h. 303
[19] Ramayulis, Op Cit. h. 154
[20] Di Indonesia, hirarci tujuan pendidikan adalah :
1)       Tujuan nasional
2)       Tujuan institusional
3)       Tujuan kurikulum
4)       Tujuan pembelajaran
[21]Ramayulis, Op Cit. h. 159
[22] Zakiah Daradjat, dkk, Op Cit. h. 125
[23] Zainal Arifin, Konsep Model dan Pengembangan Kurikulum, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2011), h. 12
[24] Ibid, h. 13

1 komentar: