MAKALAH
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Tentang
ANALISIS
FILOSOFIS TENTANG
KURIKULUM
PENDIDIKAN ISLAM
Diajukan
untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester I
pada Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam
Oleh:
KHAZINUL
ASRIATI
NIM.
12042021237
Dosen pembimbing :
Prof. Dr. H. Zulmuqim, M.A
PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI)
PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM
PENGEMBANGAN
ILMU AL QUR’AN (STAI-PIQ)
SUMATRA
BARAT
1434 H/2013 M
ANALISIS
FILOSOFIS TENTANG
KURIKULUM
PENDIDIKAN ISLAM
A. Pendahuluan
Kurikulum merupakan salah
satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem pendidikan. oleh karena
itu kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan,
sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis dan
jenjang pendidikan. Kurikulum sesuai dengan falsafah dan pandangn hidup suatu bangsa atau negara tersebut, berbedanya
falsafah dan pandangn hidup suatu bangsa
atau negara menyebabkan berbeda pula tujuan yang hendak dicapai dalam
pendidikan tersebut dan sekaligus berpengaruh pada negara tersebut.
Untuk itu perubahan
politik pemerintahan suatu negara secara signifikan ikut mempengaruhi
pendidikan yang dilaksanakan dan berimbas pada pola kurikulum yang berlaku.
Oleh karena itu, kurikulum terlaksana
senantiasa bersifat dinamis guna lebih menyesuaikan dengan berbagai
perkembangan yang terjadi, tanpa harus terlepas dari filosofis asas negara dan
agama masyarakat. Jika dikaitkan dengan falsafah pendidikan Islam, semua aspek
pendidikan menyatu dengan ajaran Islam. Tujuan pendidikan yang ingin dicapai
oleh kurikulum dalam pendidikan Islam adalah sejalan dengan tujuan pendidikan,
yaitu membentuk akhlak yang mulai dalam kaitannya penciptaan manusia yaitu
mengabdi kepada Allah SWT. Untuk mencapai tujuan akhir tesebut, pelaksanaan
pendidikan tidak dapat dilakukan sekaligus melainkan harus melalui tahap-tahap
tertentu yang setiap tahap harus menuju sasaran yang sama yaitu tercapainya
tujuan akhir pendidikan Islam.
B. Pembahasan
1. Pengertian Kurikulum
Pendidikan Islam
Secara etimologi,
kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya berarti
berlari[1] dan curare yang berarti
tempat berpacu. Jadi istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga pada zaman
Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus
ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish.[2]
Dalam bahasa arab,
kurikulum dikenal dengan manhajyang berarti jalan terang yang dilalui
oleh manusia pada berbagai bidang kehidupannya.[3] Kosakata kurikulum telah
masuk dalam kosakata bahasa indonesia, dengan arti susunan rencana pengajaran.[4]
Secara terminologi, para
ahli mendefinisikan kurikulum diantaranya :
a. M. Arifin memandang kurikulum
sebagai seluruh bahan pelajaran yang harus disajikan dalam proses kependidikan
dalam suatu sistem institusional pendidikan[5]
b. Zakiah Daradjat memandang
kurikulum sebagai suatu program yang direncanakan dalam bidang pendidikan dan
dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu.[6]
c. Oemar Hamalik menjelaskan
bahwa kurikulumadalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk
membelajarkan siswa.[7]
d. Syamsul Nizar menyatakan
bahwa kurikulum adalah landasan yang digunakan pendidik untuk membimbing
peserta didiknya kearah tujuan pendidikan melalui akumulasi sejumlah
pengetahuan, keterampilan dan sikap mental.[8]
e. Menurut Iskandar dan Usman Mulyadi, kurikulum
adalah program pendidikan yang disediakan oleh sekolah untuk siswa, melalui
program yang direncanakan tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar
sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhannya sesuai dengan pendidikan
yang telah ditentukan.[9]
f. S. Nasution berpendapat,
lazimnya kurikulum dipadang sebagai suatu rencana yang disusun untuk
melancarkan proses belajar mengajar dibawah bimbingan dan tanggung jawab
sekolah atau lembaga pendidikan berserta staf pengajarnya.[10]
2. Dasar Kurikulum Pendidikan
Islam
Suatu kurikulum pendidikan
termasuk pendidikan Islam, hendaknya mengandung beberapa unsur utama seperti
tujuan, isi mata pelajaran, metode mengajar dan metode penilaian.[11]Kurikulum sebagai salah
satu komponen pendidikan sangat berperan dalam mengantarkan pada tujuan
pendidikan yang diharapkan. Untuk itu kurikulum merupakan kekuatan utama yang
mempengaruhi dan membentuk proses pembelajaran. Kesalahan dalam penyusunan
kurikulum akan menyebabkan kegagalan suatu pendidikan dan penzholiman terhadap
peserta didik. Ada beberapa kerangka dasar yang jelas tentang kurikulum
pendidikan Islam, yaitu :[12]
a. Dasar agama, dasar ini
hendaknya menjadi ruh dan target tertinggi dalam kurikulum. Dasar agama dalam
kurikulum pendidikan Islam jelas didasarkan pada al Qur’an, al sunnah dan
sumber-sumber yag bersifat furu’ lainnya
b. Dasar falsafah, dasar ini
memberi pedoman pada tujuan pendidikan Islam secara filosofis, sehingga tujuan,
isi dan organisasi kurikulum mengandung suatu kebenaran, baik ditinjau dari
segi ontologi, epistimologi maupun eksiologi.
c. Dasar sosial, dasar ini
memberikan gambaran bagi kurikulum pendidikan Islam yang tercermin pada dasar
sosial yang mengandung ciri-ciri masyarakat Islam dan kebudayaannya baik dari
segi pengetahuan, nilai-nilai ideal, cara berfikir dan adat kebiasaan, seni dan
sebagainya.
d. Dasar psikologis, dasar ini
memberi bahwa kurikulum pendidikan Islam hendaknya disusun dengan
mempertimbangkan tahapan-tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui
peserta didik. Kurikulum pendidikan Islam harus dirancang sejalan dengan
perkembangan anak didik, tahap kematangan bakat-bakat jasmani, intelektual,
bahasa, emosi dan sosial, kebutuhan dan keinginan, minat kecakapan, perbedaan
individual dan lain sebagainya yang berhubungan dengan aspek-aspek psikologis.[13]
e. Dasar organisatoris, dasar ini memberikan landasan dalam
penyusunan bahan pembelajaran beserta penyajianya dalam proses pembelajaran
beserta penyajiannya dalam proses pembelajaran. Dasar ini berkenaan dengan
masalah, dalam bentuk bagaimana bahan pelajaran akan disajikan, dalam bentuk
mata pelajaran yang terpissah-pisah, atau diusahakan hubungan antara pelajaran
yang diberikan.[14]
3. Karakteristik Kurikulum
Pendidikan Islam
Secara umum karakteristik
kurikulum pendidikan Islam adalah cerminan nilai-nilai Islami yang duhasilkan
dari pemikiran kefilsafatan dan termanifestasi dalam seluruh aktifitas dan
prakteknya. Dalam konteks ini harus dipahami bahwa karateristik kurikulum
pendidikan Islam senantiasa memiliki keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan
dengan prinsip-prinsip yang telah diletakkan Allah dan RasulNya. Konsep inilah
yang membedakan antara kurikulum pendidikan Islam dengan kurikulum pendidikan
pada umumnya.[15]
Menurut Al Syaibani
diantara ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam itu adalah :[16]
a. Mementingkan tujuan agama dan
akhlak dalam berbagai hal, seperti tujuan dan kandungan, kaedah, alat dan
tekhniknya.
b. Meluaskan perhatian dan
kandungan hingga mencakup perhatian, pengembangan terhadap segala aspek pribadi
pelajardari segi intelektual, psikologi, sosial dan spiritual. Begitu juga
cakupan kandungannya termasuk bidang ilmu, tugas dan kegiatan yang
bermacam-macam
c. Adanya prinsip keseimbangan
antara kandungan kurikulum tentang ilmu dan seni, pengalaman dan kegiatan
pengajaran yang bermacam-macam
d. Menekankan konsep menyeluruh
dan keseimbangan pada kandungan yang tidak hanya terbatas pada ilmu-ilmu
teoritis, baik yang bersifat aqli maupun naqli, tetapi juga meliputi seni
halus, aktivitas pendidikan jasmani, latihan militer, tekhnik, pertukangan,
bahsa asing, dll
e. Keterkaitan antara kurikulum
pendidikan Islam dengan minat, kemampuan, keperluan, dan perbedaan individual
antara siswa. Dan disamping itu juga keterkaitannya dengan alam sekitar budaya
dan sosial dimana kurikulum itu dilaksanakan
Karakteristik kurikulum sebagai
program pendidikan Islam, sebagai mana yang dikemukakan diatas selanjutnya
tidak hanya menempatkan anak didik sebagai objek didik, melainkan juga sebagai
subjek didik yang sedang mengembangkan diri menuju kedewasaan sesuai dengan
konsepsi Islam. Karenanya kurikulum tersebut tidak akan bermakna apapun apabila
tidak dilaksanakan dalam suatu situasi dan kondisi dimana tercipta interaksi
edukatif yag timbal balik antara pendidik disatu sisi dengan peserta didik
disisi yang lain.
4. Komponen Kurikulum Pendidikan
Islam
Ahmad Tafsir, mengatakan
bahwa suatu kurikulum terdiri atas komponen-komponen: [17]
a. Tujuan
b. Isi
c. Metode atau proses belajar
mengajar
d. Evaluasi
Setiap komponen dalam
kurikulum sebenarnya saling berkaitan, bahkan masing-masing merupakan bagian
integral dalam kurikulum tersebut.
Menurut Hasan Langgulung ada empat
komponen utama kurikulum yaitu :[18]
a. Tujuan-tujuan yang harus
dicapai dalam pendidikan itu. Dengan lebih tegas lagi orang yang bagaimana yang
ingin kita bentuk dengan kurikulum tersebut
b. Pengetahuan (knowledge,
informasi-informasi, data-data, aktifitas-aktifitas dan pengalaman-pengalaman
darimana terbentuk kurikulum itu. Bagian inilah yang disebut dengan mata
pelajaran
c. Metode dan cara-cara mengajar
yang dipakai oleh guru-guru untuk mengajar dan memotivasi murid untuk membawa
mereka kearah yang dikehendaki oleh kurikulum.
d. Metode dan cara penilaian
yang dipergunakan dalam mengukur dan menilai kurikulum dan hasil proses
pendidikan yang direncanakan kurikulum tersebut.
Menurut Ramayulis,
komponen kurikulum itu meliputi :[19]
a. Tujuan yang ingin dicapai
meliputi : [20]
1) Tujuan akhir
2) Tujuan umum
3) Tujua khusus
4) Tujuan sementara
Didalam kurikulum berbasis kompetensi seorang pendidik harus pula dapat
merumuskan kompetensi yang ingin dicapai, yaitu :
1) Kompetensi lulusan
2) Kompetensi lintas kurikulum
3) Kompetensi mata pelajaran
4) Kompetensi dasar
Setiap tujuan minimal ada tiga domain, yaitu setiap domain kognitif,
afektif, dan psikomotor, setiap tujuan tidak tercapai dengan baik, jika salah
satu kemampuan diatas terabaikan. Bahkan dalam pendidikan Islam domain afektif
(sikap bergama) lebih utama dari yang lainnya. Disisi lain tujuan pendidikan Islam
sebenarnya bersifat universal bukan hanya nasional, karena konsep pendidikan Islam
adalah theosentris, dimana masalah kemanusian ada didalamnya sedangkan
pendidikan non Islam (sekuler) bersifat antroposentris.
b. Isi kurikulum
Berupa materi pembelajaran
yang diprogram untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Materi
tersebut disusun ke dalam silabus, dan dalam mengaplikasikannya dicantumkan
pula dalam satuan pembelajaran dan rencana pembelajaran
c. Media (sarana dan prasarana)
Media sebagai sarana
perantara dalam pembelajaran untuk menjabarkan isi kurikulum agar lebih mudah
dipahami oleh peserta didik. Media tersebut berupa benda (materil) dan buka
benda (non materil)
d. Strategi
Strategi menunjuk pada
pendekatan dan metode serta teknik mengajar yang digunakan. Dalam strategi
termasuk juga komponen penunjang lainnya, seperti ;
1) Sistem administrasi
2) Pelayanan BK
3) Remedial
4) Pengayaan
e. Proses pembelajaran
Komponen ini sangt penting,
sebab diharapkan melalui proses pembelajaran akan terjadi perubahan tingkah
laku pada diri peserta didik sebagai indikator keberhasilan pelaksanaan
kurikulum. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran dituntut sarana
pembelajaran yang kondusif, sehingga memungkinkan da mendorong kreativitas
peserta didik dengan bantuan pendidik
f. Evaluasi
Dengan evaluasi
(penilaian) dapat diketahui cara pencapaian tujuan.
5. Prinsip Kurikulum
Pendidikan Islam
Prinsip-prinsip kurikulum
pendidikan Islam berbeda-beda menurut para pakar tersebut kemudian ditambah dan
disesuaika dengan kurikulum pendidikan Islam. Prinsip-prinsip tersebut adalah :[21]
a. Prinsip berasaskan Islam
termasuk ajaran-ajaran nilainya. Maka setiap yang berkaitan dengan kurikulum,
termasuk falsafah, tujuan-tujuan, kandungan-kandungan, meode mengajar, cara
perlakuan , dan hubungan-hubungan yang berlaku dalam lembaga-lembaga pendidikan
harus berdasarkan pada agama dan akhlak Islam.
b. Prinsip mengarah pada tujuan
adalah seluruh aktifitas dalam kurikulum diarahkan mencapai tujuan yang
dirumuskan sebelumnya.
c. Prinsip integritas antara
pelajaran, pengalaman-pengalaman, dan aktiviti yang terkandung dalam kurikulum,
begitu pula dengan pertautan kurikulum dengan kebutuhan murid juga kebutuhan
masyarakat
d.
Prinsip relevansi ksesuaian pendidikan dengan lingkungan hidup murid,
relevansi dengan kehidupan masa sekarang dan akan datang, relevansi dengan
tuntutan pekerjaan.[22]
e. Prinsip fleksibilitas, adalah
terdapat ruang gerak yang memberikan sedikit kebebasan dalam bertindak, baik
yang berorientasi dalam flesibilitas pemilihan program pendidikan maupun dalam
mengembangkan program pengajaran
f. Prinsip integritas, adalah
kurikulum tersebut dapat menghasilkan manusia seutuhnya, manusia mampu
mengintegrasikan antara fakultas dzikir dan fakultas pikir, serta manusia yang
dapat menyelaraskan struktur kehidupan akhirat
g. Prinsip efisiensi, adalah
agar kurikulum dapat mendayagunakan waktu, tenaga, dana, dan sumber lain secara
tepat, memadai dan dapat memenuhi harapan.
h. Prinsip kontiniutas dan
kemitraan adalah bagaimana susunan kurikulum yang terdi dari bagian yang
berkelanjutan dengan kaitan-kaitan kurikulum lainnya, baik secara vertikal
maupun secara horizontal
i.
Prinsip individualitas, adalah bagaimana kurikulum memperhatikan perbedaan
pembawaan dan lingkungan anak pada umumnya yang meliputi seluruh pembawaan dan
lingkungan anak pada umumnya meliputi seluruh aspek pribadi anak didik, seperti
perbedaan jasmani, watak intelegensi, bakat serta kelebihan dan kekurangannya.
j.
Prinsip kesamaan memperoleh kesempatan, dan demokratis adalah bagaimana
kurikulum dapat memberdayakan semua peserta didik memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap sangat diutamakan.
k. Prinsip kedinamisan , adalah
agar kurikulum itu tidak statis, tetapi dapat mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan perubahan sosial
l.
Prinsip keseimbangan, adalah bagaimana kurikulum dapat mengembangkan sikap
potensi peserta didik secara harmonis
m. Prinsip efektifitas, adalah
agar kurikulum dapat menunjang efektifitas gru yang mengajar dan peserta didik
yang diajar.
6. Fungsi kurikulum
pendidikan Islam
Dilihat dari sisi
pengembang kurikulum (guru), kurikulum mempunyai fungsi sebagai berikut :[23]
a. Fungsi preventif, yaitu
mencegah kesalahan para pengembang kurikulum terutama dalam melakukan hal-hal
yang tidak sesuai dengan rencana kurikulum
b. Fungsi korektif, yaitu mengoreksi dan
membetulkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh pengembang kurikulum dalam
melaksanakan kurikulum
c. Fungsi konstruktif, yaitu
memberikan arah yang jelas bagi para pelaksana dan pengembang kurikulum untuk
membangun kurikulum yang lebih baik lagi dimasa mendatang
Fungsi kurikulum dapat
juga ditinjau dalam berbagai perspektif, antara lain sebagai berikut :[24]
a. Fungsi kurikulum dalam
mencapai tujuan pendidikan
Fungsi kurikulum merupakan
alat untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu alat untuk membentuk manusia
seutuhnya. Sesuai dengan visi, misi dan tujuan pendidikan nasional, termasuk
berbagai tingkatan tujuan pendidikan nasional, termasuk berbagai tingkatan tujuan
pendidikan yang ada dibawahnya. Kurikulum sebagai alat dapat diwujudkan dalam
bentuk program, yaitu kegiatan dan pengalaman yang harus dilaksanakan oleh guru
dan peserta didik dalm proses pembelajaran.
Program tersebut harus
dirancang secara sistematis, logis, terencana, dan sesuai dengan kebutuhan,
sehingga dapat dijadikan acuan bagi guru dan peserta didik dalam melaksanakan
proses pembelajaran yang efektif dan efisien
b. Fungsi kurikulum bagi kepala
sekolah
Fungsi kurikulum bagi
kepala sekolah merupakan pedoman untuk mengatur dan membimbing kegiatan
sehari-hari di sekolah, baik kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler maupun
kokukirikuler. Pengaturan kegiatan ini penting agar tidak terjadi tumpang
tindih, sepertijenis program pendidikan apa yang sedang dan akan dilaksanakan,
bagaimana prosedur pelaksanaan program pendidikan, siapa orang yang bertanggung
jawab dan melaksanakan program pendidikan, kapan dan dimana program pendidikan
akan dilaksanakan.
Bagi kepala sekolah
kurikulum merupakan barometer keberhasilan program pendidikan disekolah yang
dipimpinnya. Kepalas sekolah dituntut untuk menguasai administrasi kurikulum
dan mengontrol kegiatan-kegitan yang pembelajaran yang dilaksanakan agar sesuai
dengan kurikulum yang berlaku. Disinilah pentingnya pemerintah melibatkan
kepala sekolah dalam merancang kurikulum, termasuk sosialisasi kurikulum
terbaru.
c. Fungsi kurikulum bagi setap
jenjang pendidikan
1) Fungsi kesinambungan, yaitu
sekolah pada tingkat yang lebih atas harus mengetahui dan memahami kurikulum
sekolah yang dibawahnya, sehingga dapat dilakukan penyesuaian kurikulum
2) Fungsi penyiapan tenaga,
yaitu bilamana sekolah tertentu diberikan wewenang mempersiapkan tenaga-tenaga
terampil, maka sekolah tersebut perlu mempelajari apa yang diperlukan oleh
tenaga terampil, baik mengenai kemapuan akademik, kecakapan atau keterampilan,
kepribadian maupun hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sosial
d. Fungsi kurikulum bagi guru
Guru merupakan ujung
tombak pengembangan kurikulum sekaligus sebagai pelaksanaka kurikulum dilapangan.
Guru juga sebagai faktor kunci (key factor) dalam keberhasilan suatu
kurikulum. Baik atau tidak kurikulumyang disusun sangat bergantung pada
kemampuan guru dilapangan. Efektifitas tidak akan tercapai, jika guru tidak
melaksanakan kurikulum dengan baik sebagai pedoman dalam proses pembelajaran.
Guru tidak hanya berfungsi dalam pengembang kurikulum tetapi juga pelaksana
dalam kurikulum.
Guru dituntut untuk selalu
meningkatkan kompetensinya sesuai dengan perkembangan kurikulum. Guru harus
memiliki kompetensi profesional, pedagogik, personal dan sosial secara seimbang
dan terpadu. Bagi guru, memahami kurikulum merupakan suatu hal yang mutlak dan
harga mati. segala sesuatu yang dikerjakan oleh guru dan disampaikan pada
peserta didik harus sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Guru dengan
kurikulum tidak bisa dipisahkan, tetapi merupakan satu kesatuan yang utuh
sehingga menjadi satu raga.
e. Fungsi kurikulum bagi
pengawas (supervisor)
Bagi pengawas, fungsi
kurikulum sebagai pedoma, patokan, atau ukuran dalam membimbing kegiatan guru
di sekolah. Kurikulum dapat digunakan pengawas untuk menetapkan hal-hal apasaja
yang memerlukan penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha pengembangan kurikulum
dan peningkatan mutu pendidikan. pengawas perlu mencari data dan informasi
mengenai faktor pendukung dan penghambat implementasi kurikulum dalam hubungan
dengan peningkatan mutu guru, kelengkapan sarana pendidikan, pemantapan
penggunaan perpustakaan dan lain-lain. jadi pengawas harus menguasai kurikulum
yang berlaku agar dapat memberikan bimbingan secara profesional kepada
guru-guru, terutama dalam pengembangan program pembelajaran dan
implementasinya.
f. Fungsi kurikulum bagi
masyarakat
Bagi masyarakat, kurikulum
dapat memberikan pencerahan dan perluasan wawasan pengetahuan dalam berbagai
bidang kehidupan. Melalui kurikulum, masyarakat dapat mengetahui apakah
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang dibutuhkan relevan atau
tidak dengan kurikulum suatu sekolah.
Orang tua juga perlu
memahami kurikulum dengan baik, sehingga dapat memberikan bantuan kepada putra
putri. Fungsi kurikulum bagi orang tua dapat dijadikan bahan untuk memberikan
bantuan, bimbingan fasilitas lainnya, guna mencapai hasil belajar yang lebih
optimal. Bantuan dan bimbingan yang didasarkan atas kurikulum yang berlaku,
dapat merugikan anak, sekolah, masyarakat dan orang tua sendiri.
g. Fungsi Kurikulum bagi Pemakai
Lulusan
Para pemakai kurikulum
harus mengenal kurikulum yang telah ditempuh calon tenaga kerja. Studi
kurikulum akan banyak membantu pemakai lulusan dalam menyeleksi calon tenaga
kerja yang andal, energik, disiplin, bertanggung jawab, jujur, ulet, tepat
berkualitas.
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
a) Kurikulum merupakan salah
satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem pendidikan. oleh karena
itu kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan,
sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis dan
jenjang pendidikan
b)
Dasar
kurikulum pendidikan Islam : Dasar agama, Dasar falsafah, Dasar sosial, Dasar
psikologis, Dasar organisatoris
c) Secara umum karakteristik
kurikulum pendidikan Islam adalah cerminan nilai-nilai Islami yang duhasilkan
dari pemikiran kefilsafatan dan termanifestasi dalam seluruh aktifitas dan
prakteknya.
d)
Komponen-komponen Kurikulum, yaitu : Tujuan yang
ingin dicapai, Isinkurikulum, Media
(sarana dan prasarana), Strategi, Proses pembelajaran, Evaluasi
e)
Prinsip-prinsip kurikulum pendidikan Islam, yaitu : Prinsip berasaskan Islam, Prinsip mengarah pada tujuan, Prinsip integritas, Prinsip relevansi, Prinsip fleksibilitas, Prinsip integritas, Prinsip efisiensi, Prinsip kontiniutas, Prinsip individualitas, Prinsip kesamaan memperoleh
kesempatan, dan demokratis, Prinsip kedinamisan, Prinsip keseimbangan dan Prinsip efektifitas
f)
Kurikulum
mempunyai fungsi sebagai berikut : Fungsi preventif, Fungsi korektif, Fungsi konstruktif
2.
Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami merasa
masih ada terdapat kesalahan baik dalam penyusunan maupun dalam pemakaian
bahasa kami mohon sarannya agar dapat dijadikan pelajaran untuk masa- masa yang
akan datang.
D. Daftar Pustaka
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam perspektif Islam, (Jakarta : Remaja Rosda Karya, 1994)
Hasan Langgulung, Azas-Azas Pendidikan Islam, (Jakarta
: Pustaka Al Husna, 1992)
Iskandar W dan Usman Mulyadi, Dasar-dasar Pengembangan
Kurikulum, (Jakarta: Bina Aksara, 1988
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta :
Bumi Aksara, 1991
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam,
(Jakarta : Bumi Aksara, 2003)
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran ,(
Jakarta : Bumi Aksara, 2010
Omar Mohammad Al Thaumy, Falsafah Pendidikan
Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1979)
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta :
Kalam Mulia, 2002)
Ramayulis dan Syamsul Nizar, Filasafat Pendidikan Islam.(Jakarta
: Kalam Mulia, 2009)
S. Nasution, Pengembangan Kurikulum Pendidikan, (Bandung
: Citra Ardiya Bakti, 1991)
S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran (Jakarta
: Bumi Aksara, 2010
S. Nasution, Asas-asas Kurikulum,(Jakarta :
Bumi Aksara, 2009)
Syamsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta
: Ciputat Press, 2002)
W.J.S Perwadinata, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta
: Balai Pustaka, 1991) cet. Ke-12
Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam,(
Jakarta : Bumi Aksara, 1992)
Zainal Arifin, Konsep Model dan Pengembangan
Kurikulum, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2011
[4] W.J.S Perwadinata, Kamus
Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1991) cet. Ke-12, h. 543
[9] Iskandar W dan Usman Mulyadi, Dasar-dasar Pengembangan
Kurikulum, (Jakarta: Bina Aksara, 1988) hlm. 6
[15]Syamsul Nizar, Op cit. h. 61
[17] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam perspektif Islam, (Jakarta : Remaja Rosda Karya, 1994) h. 54
1)
Tujuan nasional
2)
Tujuan institusional
3)
Tujuan kurikulum
4)
Tujuan pembelajaran
[21]Ramayulis, Op Cit. h. 159
[23] Zainal Arifin, Konsep
Model dan Pengembangan Kurikulum, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2011), h.
12
izin copy data_nya yah
BalasHapusterima kasih