TUGAS MID SEMESTER
QASHASHUL QUR’AN
Tentang
BOOK REPORT (LAPORAN BUKU)
QASHASHUL QUR’AN
Oleh :
Khazinul
Asriati
408 584
Dosen pembimbing :
Dr. Risman Bustamam M. Ag
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG
1433 H/2012 M
BAB I
Meneladani Para Nabi/Rasul melalui Pengkajian Kisah Mereka
dalam Al Quran
para nabi/rasul diutus oleh
Allah diberiNya keismewaan fitrah dan kesempurnaan jiwa untuk menyampaikan
wahyuNya kepada manusia. Para nabi/rasul menerima ajaran Allah antara lain
untuk menjelaskan tentang keagungan dan misteri kekuasaanNya dalam rangka
akidah yang harus dipercayai manusia, serta menjelaskan hal-ihwal akhirat yang
harus diketahui oleh manusia. Para nabi/rasul juga menyampaikan
peraturan–peraturan umum yang dapat mengatur tindak-tanduk manusia dalam meluruskan diri dan mengekang
keinginan-keinginan mereka, serta mengajarkan kepada manusia
perbuatan-perbuatan yang menjadi kunci kebahagian akhirat, termasuk semua hukum
yang berkaitan dengan keseluruhan amal perbuatan, lahir dan bathin. Intinya
pengutusan nabi/rasul merupakan salah satu eksistensi manusia sehingga
merupakan kebutuhan hazazi bagi manusia. Kedudukan pengutusan nabi/rasul kepada
manusia sama halnya kedudukan akal bagi seseorang, sekaligus agar manusia tidak
lagi mempunyai alasan dihadapan Allah nantinya.
Menurut para ulama, diantara tugas dan peran pokok para nabi dan
rasul adalah mengajak manusia kepada tauhid, menyampaika segala perintah dan
larangan Allah berupa hukum-hukum, dan menunjuki dan membimbing manusia ke
jalan lurus yang terang oleh hidayah, serta untuk menjadi uswah dan qudwah
shalihah (contoh, teladan yang baik) bagi manusia. Mengingat tugas dan fungsi
nabi/rasul yang demikian kompleks, yakni menyampaikan wahyu yang mereka terima
dari Allah serta sebagai ikutan, teladan, atau pemimin bagi umat dalam
kehidupan sosial, moral, dan spiritual, sebagai pengenjawatan fungsi wahyu
dalam kehidupan nyata, maka dalam islam, kewajiban setiap umat kepada
nabi/rasul, setidaknya ada dua pokok penting yang saling terkait, yaitu :
a.
Menerima
dan mengimani para nabi/rasul sebagai utusan Allah
b.
Mengikuti
ajaran yang dibawa serta memenuhi dan meneladani nabi/rasul dalam segala apa
yang digariskan dan dilakukannya. Antara satu nabi/rasul dan lainnya tidak bisa
dipisahkan.
Tujuan kisah-kisah Al Qur’an antara lain dijelaskan Allah :
“Dan
semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang
dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu
kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman”(Q.S Hud/11:120). “Sesungguhnya pada kisah-kisah
mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur'an
itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab)
yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat
bagi kaum yang beriman” (Q.S Yusuf/12:111). “Sesungguhnya pada
kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai
akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan
(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai
petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman” (Q.S al A’raf/7:176), serta “Sesungguhnya
pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai
akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan
(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai
petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”(Q.S An Nur/24:34)
Agar
maksud dan tujuan kisah-kisah Al Qur’an tercapai maksimal para ulama sudah
melakukan kajian mendalam tentang kisah
para nabi/rasul. Namun dalam perjalanan, kajian tentang kisah-kisah al Qur’an
ternyata dipengaruhi berbagai faktor subjektif sehingga belum seluruhnya
mengacu pada maksud dan tujuan kisah tersebut.
Bla
diklasifikasikan secara sederhana, berdasarkan sifat dan tujuan kajian-kajian
para ahli tentang kisah al Qur’an, dapat dibedakan menjadi empat kategori, yaitu
:
1.
Paparan deskriptif-sastrawi yang berupaya mengemas kisah-kisah al
Qur’an tentang tema atau tokoh tertentu sehingga menjadi sebuah cerita yang
utuh dan menarik
2.
Kajian bersifat teoritis-konsepsional yaitu kajian yang
memfokuskan diri pada pembahasan aspek teori atau kosepsi kisah al Qur’an
3.
Kajian analistis yaitu analisis ilmiah yang mengkritisi
kajian-kajian tentang kisah al Qur’an dan metodenya untuk membuat perspekstif
dan metode baru
4.
Kajian tafsir al qur’an yakni kajian terhadap ayat-ayat al qur’an
yang terdapat di dalam kitab-kitab tafsir baik karya tafsir klasik maupun
modern.
Dikaitkan
dengan kajian mufassir terhadap ayat-ayat kisah, juga terdapat masalah kursial.
Sebagaimana dikatakan syaikh mahmud syaltut ada tiga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar