Fungsi dan Tujuan Manajemen Pendidikan
1. Fungsi Manajemen Pendidikan
Manajemen
sebagai suatu proses pelaksanaan administrasi dalam suatu instansi,
merupakan aktifitas yang continuou ( terus-menerus ) mulai dari
perencanaan sampai penilaian. Dalam proses pelaksanaannya manajemen
pendidikan mempunyai tugas-tugas yang harus diselesaikan, dalam
manajemen kita kenal sebagai fungsi.
Adapun fungsi administrasi antara lain adalah :
a. fungsi organik yaitu semua yang mutlak harus dikerjakan oleh administrator atau manajer.
b. Fungsi
pelengkap yaitu semua fungsi meskipun tidak mutlak dijalankan oleh
organisasi, sebaiknya dilaksanakan, karena pelaksanaan fungsi itu dengan
baik akan meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan tujuan yang efisien,
ekonomis dan efektif.[1]
Fungsi
manajemen dalam hal ini penulis berpijak dari pendapat Prof. Dr. Oteng
Sutisna dan Ngalim Purwanto yang membagi fungsi manajemen meliputi :
c. Perencanaan
Perencanaan
adalah suatu proses rangkain aktifitas untuk menetapkan terlebih dahulu
tentang tujuan yang diharapkan atau suatu jangka waktu tertentu atau
periode waktu yang telah ditetapkan, serta tahapan-tahapan yang harus
dilalui untuk mencapai tujuan.
Seorang
manajer harus melakukan aktifitas-aktifitas dalam perencanaan antara
lain: prakiraan ( forecasting ), penetapan tujuan (establishing
objective), pemrograman (programming), penjadwalan (scheduling),
penganggaran (budgeting), pengembangan prosedur (developping prosedure),
penetapan, dan penafsiran kebijakan (establishing and interpriting
policies).
Perencanaan
pendidikan harus pula memperhatikan azas-azas yang menjamin kualitas,
sifat-sifat perencanaan, sumber-sumber perencanaan, dan fungsi
perencanaan.
Jadi tanggung jawab perencanaan pendidikan tidak hanya terletak pada
manajer tetapi juga pada kekompakan dari masing-masing yang terkait.
d. Pengorganisasian
Pengorganisasian
adalah suatu proses dan rangkain aktifitas dalam pembagian pekerjaan
yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan,
penetapan hubungan antar pekerjaan yang efektif diantara mereka, dan
pemberian iklim serta fasilitas pekerjaan yang wajar, sehingga mereka
bekerja secara efisien.
Agar terkoordinasi dengan baik dalam menyusun kerja sama, maka perlu memperhatikan prinsip-pinsip antara lain:
1. Kesatuan tujuan
2. Kedayagunaan
3. Rentang manajemen
4. Adanya mata rantai berjenjang
5. Tanggung jawab
6. Dwi tunggal wewenang dan tanggungjawab
7. Kesatuan perintah
8. Tingkatan wewenang
9. Pembagian pekerjaan
10. Kejelasan fungsi
11. Azas keseimbangan
12. Keluwesan
13. Azas kesinambungan
a. Mengkordinasikan Kerja
Fungsi
koordinasi merupakan proses pengintegrasian tujuan dari
kegiatan-kegiatan yang terpisah disuatu*organisasi untuk mencapai tujuan
secara efisien.
Tujuan
koordinasi adalah menyatukan, integrasi dan sinkronisasi dalam proses
manajemen dan berjalan menurut rencana tepat dan efektif.
b. Pengkomunikasian
Komunikasi
adalah proses penyaluran informasi, ide, penjelasan, pertanyaan dari
orang-orang dan kelompok-kelompok dalam suatu organisasi.
Ada empat alasan yang mengharuskan adanya komunikasi dalam organisasi antara lain:
1. Adanya kebutuhan untuk mengurangi ketidakpastian
2. Memperoleh infomasi
3. Menguatkan keyakinan tentang jalan yang ditempuh oleh organisasi
Mempergunakan wewenang fungsional.[3]
a. Pengawasan
Untuk
mengetahui keberhasilan pelaksanaan pelayanan proses manajemen
pendidikan, maka diperlukan adanya pengawasan. Tanpa pengawasan akan
sulit mengetahui program yang belum dilaksanakan sama sekali. Dengan
pengawasan yang seksama dapat ditemukan kelemahan-kelemahan dalam
pelaksanaan, kesalahan dalam bekerja untuk menggunakan media dan
sebagainya. Selain itu pengawasan merupakan suatu tindakan pencegahan,
tindakan yang bersifat prefentif.[4]
Tindakan pengawasan meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Mengukur perbuatan.
2. Membandingkan perbuatan dengan standart yang ditetapkan dan menetapkan perbedaan jika ada.
3. Memperbaiki penyimpangan dengan tindakan pembenahan.
b. Evaluasi
Sebagai akhir dari suatu kegiatan, untuk mengetahui berhasil atau tidak, diperlukan adanya penilain atau evaluasi.
Meskipun
evaluasi merupakan akhir dari suatu program, namun bukan berarti
setelah evaluasi kegiatan akan berakhir. Dengan evaluasi dimungkinkan
bisa melahirkan rencana yang lebih sempurna.
1. Strategi Manajemen Pendidikan Dalam Mengembangkan Pendidikan
Pengembangan
strategi manajemen pendidikan sangatlah penting bagi peningkatan mutu
pendidikan. Hal ini dikarenakan banyaknya tuntutan yang harus dipenuhi
oleh manusia dan semakin kompleksnya kehidupan. Dari sini,maka
diperlukan pola-pola dan kiat-kiat manajemen pendidikan supaya dapat
menjawab tuntutan tersebut.
Adapun model manajemen telah didefinisikan dalam 10 mega-tren SIKDIKNAS yang kondusif meliputi:
1. Komponen pendidikan dasar
2. Komponen kurikulum
3. Komponen proses belajar
4. Komponen tenaga kependidikan
5. Komponen pendidikan dan latihan
6. Komponen pendidikan tinggi
7. Komponen pendidikan berkelanjutan
8. Komponen pembiayaan pendidikan
9. Komponen disentralisasi dan partisipasi masyarakat
Dikatakan
oleh Soekarno K. bahwa supaya manajemen dapat mencapai tujuan
sebaik-baiknya, sangatlah diperlukan adanya tools ( sarana, alat dan
unsur manajemen ). Alat-alat manajemen pendidikan adalah:
1. Men : Tenaga manusia digerakkan
2. Money : Dana yang diperlukan untuk mencapainya
3. Methods : Cara / sistem untuk mencapai tujuan
4. Material : Bahan-bahan sebagai sumberdaya pendidikan yang mencapai tujuan pendidikan.
5. Machines : Mesin-mesin yang siperlukan
Seorang
manajer bertugas memadukan sumber-sumber pendidikan secara keseluruhan
dan mengontrol / mengawasi agar sesuai dengan tujuan pendidikan.
Manajemen sebagai suatu sistem harus meliputi dimensi-dimensi sebagai
berikut:
a. Manajeman berdasarkan sasaran ( Management by Objective )
Setiap
organisasi pada dasarnya mempunyai satu tujuan. Organisasi pendidikan
di Indonesia misalnya, mempunyai tujuan pengembangan manusia Indonesia
secara total yang dijiwai oleh Pancasila. Organisasi yang memakai
pendekatan sistem ini akan mengarahkan pada sumber pendidikannya untuk
mencapai tujuan tersebut.
Dari penerapan manajemen berdasarkan sasaran, dapat dipetik manfaat antara lain:
1. tujuan
/ sasaran yang telah ditentukan bersama membuat pekerjaan lebih efektif
dari pada bekerja hanya melaksanakan perintah atasan saja.
2. Adanya
kerjasama yang akrab antara personalia dalam perencanaan dan
pelaksanaan pendidikan baik tugas secara vertikal atau horizontal.
3. Adanya saling terjadi penilaian dan review timbal balik antar manajer dan bawahannya.
4. Dapat
membina personalia pendidikan kearah perlakuan positif yaitu:
termotivasi, dedikasi tinggi, efektifitas dan efisiensi kerja yang baik,
terkontrol secara obyektif, inisiatif dan kreatifitas dalam mencapai
sasaran pendidikan.
b. Manajemen pada aspek struktur
Struktur
organisasi adalah salah satu sub sistem dari manajemen, maka harus
mendapat perhatian yang sama dari manajer. Bagaimana struktur melayani,
memberi konstribusi dan dapat diterapkan secara fleksibel dalam
mencapain tujuan organisasi pendidikan.
Manajer
pendidikan harus responsif terhadap perubahan sehingga dengan cara
mengubah atau menyesuaikan struktur organisasinya membentuk struktur
baru yang kreatif, sehingga bisa menghasilkan pendidikan yang lebih
tepat sesuai dengan tuntutan zaman.
c. Manajemen pada aspek teknik
Menurut
Shrode teknik adalah salah satu elemen organisasi yang merupakan
dimensi manajemen sistem, dengan tugas mengoptimalkan
keputusan-keputusan. Dalam teknologi intruksional, teknik diartikan
sebagai media pendidikan berupa telivisi, radio, komputer dan
sebagainya. Atau dalam arti luas sebagai suatu cara yang sistematis
dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai proses belajar mengajar
yang dikaitkan dengan tujuan yang telah ditetapkan. ( Dep. P dan K,
1981, hal. 2-3 )
d. Manajeman Pada Aspek Pesonalia
Personalia
adalah semua anggota organisasi yang bekerja untuk kepentingan
organisasi dalam rangka mencapai tujuan. Personalia pendidikan meliputi :
guru, pegawai, wakil siswa dan alumni, termasuk juga manajer pendidikan
yang dipegang oleh guru atau pegawai.
Faktor
manajemen personalia sangat menentukan keberhasilan atau kegagalan
pendidikan. Sebab semua sumber pendidikan, dana yang mencukupi, media
lengkap, bahan pelajaran tersedia, sarana dan prasarana yang baik,
lingkungan belajar kaya, tetapi pelaksana pendidikan tidak berkopetensi
dan tidak berdedikasi, maka belum tentu tujuan pendidikan tercapai.
e. Manajemen Pada Aspek Informasi
Informasi merupakan agen untuk menopang kehidupan organisasi. Hal ini
befungsi sebagai penghubung antar bagian organisasi sehingga menjadi
satu kesatuan yang utuh. Diharapkan suatu informasi memiliki sifat-sifat
sebagai berikut:
a). Integratif
b). Untuk jangka waktu tertentu
c). Cukup mendetail
d). Berorientasi pada masa yang akan datang
e). Relevan
f). Sesuai dengan tempat
g). Tidak melanggar efisiensi kerja.
f. Manajemen pada aspek lingkungan / masyarakat
Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada dan
terjadi di sekeliling proses pendidikan, terdiri dari manusia, binatang,
tumbuh-tumbuhan dan benda mati. Manajemen pendidikan menaruh perhatian
pada lingkungan yang berwujud manusia dan masyarakat.
Hubungan sekolah dengan masyarakat terdapat timbal balik yang sangat
menguntungkan. Adapun ruang lingkup hubungan sekolah dan masyarakat
mencakup hubungan sebagai beikut:
Hubungan
sekolah dengan sekolah lain, hubungan sekolah dengan pemerintah
setempat, hubungan sekolah dengan instansi dan jawatan-jawatan lain seta
hubungan sekolah dengan masyarakat pada umumnya.[7]
Hubungan
kerja sama lembaga dengan masyarakat, mengikuti perubahan lingkungan
dengan pendekatan situasional, memungkinkan suatu lembaga tegak berdiri.
Sebab ia berada dan hidup bersama masyarakat dan sekaligus menjadi
penerang bagi masyarakat. Hal ini harus selalu diusahakan oleh manajer
pendidikan.
5. Upaya Manajemen Pendidikan Dalam Pengembangan Pendidikan
a. Aspek Program Pendidikan
Unsur-unsur
program pendidikan antara lain: sumber tujuan, kurikulum dan
pengajaran, metode pengajaran, dan evaluasi hasil belajar.
Dalam
penyusunan dan penentuan materi pengajaran, terkait dengan faktor lain,
misalnya faktor tujuan pendidikan, mampunyai fungsi penting dalam
menentukan materi pengajaran serta metode apa yang akan diterapkan.
Begitu juga dalam menentukan kurikulum pengajaran yang dapat memberikan
arah terhadap proses belajar mengajar.
Dalam pembahasan kurikulum pengajaran, yang perlu diperhatikan adalah:
1. penyusunan program tahunan
2. penyusunan jadwal pelajaran
3. penyusunan tahap-tahap penilaian belajar dan proses belajar mengajar.
b. Aspek Siswa / murid
Dalam
mengembangkan kualitas pendidikan aspek ini memegang peranan penting,
karena dari siswalah pendidikan dapat diketahui. Pembahasan masalah
siswa yang perlu dikaji antara lain:
1. Penerimaan siswa baru
Dalam penerimaan siswa baru, ada dua cara yang dipakai: dengan mengadakan test dan didasarkan pada hasil evaluasi akhir / NEM.
2. Prestasi belajar siswa
Hasil nilai yang dicapai oleh siswa dicatat secara teratur dan cermat, nilai tersebut dapat dipakai untuk:
1. dasar penentu tingkat keberhasilan siswa
2. bahan laporan kepada orang tua wali
3. informasi bagi guru bimbingan dalam menentukan jenis bimbingan yang perlu diberikan kepada siswa
4. bahan dokumentasi, yang sewaktu-waktu dibutuhkan oleh siswa walaupun mereka telah meninggalkan sekolah.[8]
3. Disiplin siswa
Disiplin
siswa adalah kadar atu derajat kepatuhan siswa terhadap aturan atau
ketentuan sekolah. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam meningkatkan
disiplin siswa antara lain:
a. Pendekatan
negatif yaitu pendekatan yang memakai kekuatan dan kekuasaan untuk
menekan siswa. Sangsi yang diberikan pada siswa bertujuan agar siswa
jera dan takut melakukan hal yang dilarang sekolah.
b. Pendekatan
positif yaitu berusaha menciptakan iklim sekolah yang dapat mendorong
siswa untuk mematuhi aturan yang ada, atas kemauannya sendiri.
c. Aspek personalia
Dalam
mewujudkan tujuan pendidikan banyak faktor yang mendukung, antara lain
tersedianya guru yang berkualitas dan profesional dalam bidangnya, hal
ini merupakan tugas admnistrator atau kepala sekolah.
Selain
itu diperlukan adanya peningkatan profesi personil, mengingat
perkembangan ilmu dan teknologi serta perubahan dalam masyarakat.
d. Aspek keuangan sekolah
Pengelolaan
keuangangan sekolah perlu mendapat perhatian dari administator
mengingat bidang ini sensitif untuk diperjuangkan dan pengelolaan
keuangan yang baik sangat menentukan keberhasilan dan kelancaran
pelaksanaan tugas-tugas sekolah.
e. Aspek hubungan dengan masyarakat
Pendidikan siswa bukan hanya tugas sekolah melainkan juga tugas orang
tua dan masyarakat. Ketiganya harus seiring, sejalan dan seimbang.
Adapun teknik yang dapat dilaksanakan dalam mengadakan hubungan antara
sekolah dengan masyarakat antara lain:
1. Laporan kepada orang tua murid
2. Majalah sekolah
3. Pameran sekolah
4. Kunjungan ke sekolah
5. Kunjungan ke rumah murid
6. Melalui media masa
Laporan tahunan, dll.
[8] Drs. Harbangan Siagian, M.Pd. Administasi Pendidika Sebagai Pendidikan Sistemik, Satya Wacana, hal. 112
Tidak ada komentar:
Posting Komentar